Katanya, Kegagalan Adalah….

Katanya, kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda.

Katanya, kegagalan bukan akhir dari segalanya.

Katanya,  ….

Dan katanya-katanya yang lain.

 

Mungkin itu memang benar, bahwa kegagalan bukan alasan untuk berhenti berusaha dan menyerah. Tapi pada kenyataannya, terkadang ada beberapa orang yang tak mampu mengatasi kegagalannya. Pernah dengar siswa yang gantung diri karena tak lulus Ujian SMA? Itu salah satu contohnya.

 

Kenapa bisa terjadi hal-hal seperti itu? Bayangkan, ada seseorang yang sedang menunggu pengumuman kelulusan SMA. Dan seseorang itu adalah kamu. Daftar peserta lulus diumumkan dan namamu tak ada di daftar itu. Kamu gagal lulus Ujian SMA. Padahal kamu sudah menghabiskan waktu 12 tahun untuk belajar di sekolah, misalnya. Apa yang kamu rasakan? Sedih, hati seperti ditusuk, marah, ingin menangis, merasa semuanya sia-sia. Itu perasaan menyakitkan yang biasanya muncul dan bisa diatasi dalam waktu dekat.

 

Lalu, bagaimana jika yang muncul adalah perasaan malu, sedih dan marah karena kamu merasa terlalu bodoh hingga tak mampu melunaskan sekolahmu? Kurasa, itu akan sangat lama terobati. Obatnya? Ya memperbaikinya. Caranya? Bisa bermacam-macam, kalau aku lebih memilih belajar lagi dan ujian lagi, lalu lulus dengan nilai yang bagus. Balas dendam seperti itu yang akan aku lakukan. Itu menurutku.

 

Masalahnya adalah mengatasi perasaan yang muncul karena mengalami kegagalan tidak segampang kita mengatakan “Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda”, atau “Kegagalan bukan akhir dari segalanya”. Meski itu benar, itu tak mudah. Dan itu sedikit menyakitkan.

 

Jadi, kurasa tak apa ketika kamu merasa malu, sedih, dan marah ketika kamu gagal. Tak apa kamu merasa bodoh. Tak apa kamu merasa sia-sia. Tapi setelahnya, bangkit dan tunjukkanlah pada dirimu di masa lalu yang kauanggap bodoh dan sia-sia itu, bahwa kau yang sekarang dan kau di masa depan cukup pintar dan berguna. Percayalah bahwa kau berharga bagi dirimu sendiri.